Jogja Antique

Saturday, March 6, 2010

Guru Dan Dosen Teladanku 2

Sekedar ingin mengenang dan berbagi, meneruskan guru guru teladanku semasa sd dan smp, di masa smu dan kuliah juga ada beberapa yang sangat menonjol dan berpengaruh dalam hidupku.
1. Priyo Waspodo
Dia adalah guru sejarah smu. Klo mengajar tidak pernah pakai buku pelajaran, yang dia bawa adalah kliping guntingan koran, rekaman video berita atau artikel/opini di media massa. Buku ajar hanya untuk dibaca di rumah masing-masing, hanya untuk menentukan bahwa tema pengajaran pada hari ini adalah tentang A atau B atau C.

Sehingga beliau sangat membuka wawasan kita, bahwa sejarah dibuku itu yang membuat adalah penguasa pada saat itu, sehingga sudut pandang penulisan pastilah sesuai sudut pandang pemerintah pada saat itu juga. Oleh karena itu beliau selalu mengajak memandang sebuah fakta sejarah dari sudut pandang yang lain, dari sisi ruang yang lain sehingga tidak terjebak untuk selalu membenarkan cerita sejarah itu mentah-mentah. Terima kasih Pak Priyo, walaupun konon kemudian beliau dilarang mengajar karena dianggap tidak se visi dengan sekolah, namun apa yang anda ajarkan sangat bermanfaat bagi saya dan sangat mempengaruhi pandangan-pandangan saya tentang sejarah, hidup dan masa depan.

2. Wartono Rahardjo
Dosen yang diperkenalannya selalu mengatakan " jangan lupa klo menulis nama saya memakai D" . Bagiku beliau dalam menjalankan profesinya sebagai dosen berhasil sempurna dikarenakan beberapa hal :

1. Setiap tahun ajaran, berbeda cara menyampaikan, berbeda metode pengajaran dan selalu termotivasi untuk menampilkan yang berbeda.

2. Setiap hari selalu mempunyai motivasi mengajar lebih dari yang diajar, bahkan mungkin 2 kali lipat.

3. Pemikiran yang runut, runtut. metodologis dan ilmiah sehingga dapat menjawab berbagai kasus dan persoalan baru yang tidak dimiliki dosen laen.

4. Di dalam mobilnya tersedia lengkap berbagai alat peraga maengajar dari berbagai mata kuliah.

5. Tidak bersedia mengerjakan proyek besar, dibayar berapapun bila mengganggu proses dia mengajar di kampus. Hanya mau mengerjakan proyek di saat libur atau bisa dikerjakan di kampus di sela-sela mengajar.

6. Uang bukan segalanya, tujuan hidupnya memang untuk memberikan ilmu kepada orang laen.

7. Bila anda sedang mengikuti mata kuliahnya, dijamin tidak terasa tau-tau sudah selesai, sehingga kita merasa kurang.

8. Bila mengisi seminar, beliau mampu menampilkan pemaparan yang dapat dimengerti oleh semua audien walaupun tidak mempunyai disiplin ilmu seperti beliau.

Semoga penilaian saya benar adanya.

Sungkem Kagem Pak Ton.... gak makai D

BERITA KOMPAS