Persiapan Pemanjatan Bupati Sleman Dalam Peresmian Bayu Climbing Center Sleman Yogyakarta

Bupati Sleman berganti baju dengan kaos dan melepas sepatu pdh dengan sepatu panjat untuk melakukan pemanjatan dalam peresmian BAYU CLIMBING CENTER hari minggu 5 Februari 2012.

Polisi Pariwisata Kota Semarang

Untuk menunjang pelayanan kepariwisataan di Kota Semarang, tampak digambar para polisi wanita yang cantik dan pintar siap mengamankan obyek wisata dan obyek vital lainnya termasuk pengawalan tamu/wisatawan

Kontingen Panjat Tebing Sleman Porprov DIY 2011

Foto Kemenangan Tim Panjat tebing Sleman dalam Pekan Olahraga Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman. Para atlet dan offisial berpesta merayakan kemenangan sebagai juara umum cabor.

With Panji Sang Petualang

Petualangan bersama Panji di Taman Marga Satwa Semarang mimindahkan buaya jantan dari buaya betina yang sedang bertelur. Setelah capek makan siang di restoran iwak manuk.... weuuuenak tenan

TUGU MUDA

Tugu Muda adalah icon Kota Semarang selain Simpang Lima dan Lawang Sewu. Di siang hari selalu memberikan kesejukan berkat pancaran air mancur yang selalu siap mengguyur rumput permadani di bunderan tugu muda... yuk berwisata ke Kota Semarang

Jogja Antique

Tuesday, June 29, 2010

Kaka " Papa ... Sawahnya Cakit "

Ini cerita tentang anak kecil yang sudah mampu membuat pernyataan berdasarkan kosa kata yang dia punya dan menerapkan azas-azas logika sederhana. Suatu pagi kaka ku ajak jalan-jalan makai sepeda motor. Di sebuah kelokan jalan ada 2 tower menjulang tinggi di pinggir jalan. Aku mejelaskan ke kaka bahwa itu namanya Tower. Dan begitu seterusnya setiap ada hal baru, misalnya sawah, gubug, monyet dst, aku selalu menjelaskan kepada Kaka agar kosa kata dan pemahaman tentang benda-benda semakin banyak.

Pagi hari berikutnya Kaka aku ajak jalan-jalan lagi, kali ini aku hanya ingin mendengarkan dia ngoceh tentang benda-benda yang dilewati di pinggir jalan. Dan setelah beberapa minggu aku tidak ketemu, Kaka mengalami kemajuan yang luar biasa. Logikanya sudah jalan dan logis. Ketika melewati tandon air yang rangkanya terbuat dari besi, Kaka menunjukkan tangannya ke benda itu dan bilang, " papah, itu tower", ketika dipinggir jalan ada banyak pepohonan yang rindang, kaka bilang, " papah disitu ada monyet ", dan yang paling aku kaget adalah ketika melewati lahan persawahan yang tandus dan tidak ada tanamannya, Kaka bilang, " Papah, itu sawahnya cakit?"

Pernyataan pertama tentang tower hanyalah analog seorang anak kecil, ketika ada benda yang agak tinggi terbuat dari bahan yang sama dengan tower, maka Kaka langsung menjumpai kemiripan-kemiripan menyerupai Tower, maka disebutlah "Tower"

Pernyataan kedua tentang Monyet, sudah agak dalam lagi yaitu bahwa pepohonan yang rindang yang cukup banyak di analog kan dengan hutan. Dan hutan berasosiasi dengan adanya binatang, karena binatang yang sering dia tau dan ceritakan adalah monyet, maka dalam hutan itu ada monyet. Maka kesimpulan kaka adalah, Disitu ada Monyet".

Pernyataan ketiga lebih dalam lagi, kaka melihat ada lahan kosong yang luas, dia bilang sawah. Menurut persepsi anak kecil yang bernama kaka, harusnya sawah itu ada tanamanya, entah jagung, padi atau kedelai dsb. Itu yang biasa dia katakan kepada papahnya. Ketika itu tidak dijumpai, maka dia menyimpulkan, ada sesuatu dengan sawah itu. Dan kosa kata dan pemahaman dia, sesuatu itu terjadi karena sakit ( mungkin maksudnya tidak subur/tandus/tidak ada air) maka dia menyimpulkan bahwa, " Sawah itu sakit"

Perjalanan ku pagi itu sungguh memuaskan...Kaka kecilku sudah bermain logika....



Puncak Garuda Impian Pendaki (bag 2)

Puncak atau kami tetap di atas berhari-hari untuk mencapai puncak Garuda. Pagi itu kami berjalan menyusuri jalur pendakian kinah rejo menuju puncak merapi. Rombongan berjumlah 3 orang, NCP, Komo dan saya sendiri yang sering dipanggil Tovler. Nama panggilan karena dulu suka membaca bukunya Alvin Tovler tentang Kejutan Masa Depan maupun Gelombang Ketiga.

Pendakian merapi via Kinahrejo yang sering disebut sebagai jalur pendakian selatan merapi memang cukup menantang. Dibagian kira-kira 3 jam pertama pendakian melewati lereng-lereng, jarang sering sekali melewati punggungan bukit sampai zona kendit atau bagian gunung merapi yang sudah tidak ditumbuhi tanaman apapun. Semua hanya berupa batu-batu hasil erupsi merapi yang masih rapuh. Jauh mata memandang hanya batu dan batu yang membentuk lembah maupun punggungan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Gunung Merapi.

Jalur Selatan Merapi selalu memberi sensai yang berbeda. Jalur pendakian sesungguhnya antara ada dan tiada, karena jalur yang melewati bebatuan itu tidak jelas dan tidak ada tanda-tanda kecuali jejak warna hitam bekas pijakan kaki yang sering hilang karena hujan ataupun tertimpa guguran batuan hasil erupsi merapi. Oleh karena jalur yang sering tidak keliatan itulah maka banyak pendaki yang tersesat.

Sensasi lain dari jalur Selatan Merapi adalah bahaya guguran batu. Guguran itu bisa karena injakan pendaki yang diatasnya ataupun karena memang bebatuan itu sangat rapuh, sehingga kadang-kadang terkena angin atau karena gaya grafitasi yang membebani batuan di lereng itu sendiripun bisa membuat batu jatuh ke bawah. Maka di sarankan melawati Zona Kendit itu sudah agar terang, sehingga bisa melihat dengan jelas ketika ada guguran batu, kita bisa menghindarinya...(bersambung)


Monday, June 28, 2010

Kaka Karisna Umur 2 tahun





Bobo dan Menyapu Halaman Rumah ala Kaka Karisna




Tumpengan Sederhana Ulang Tahun Kaka





Sunday, June 27, 2010

Hadiah Ulang Tahun Kaka





Thursday, June 24, 2010

Rakor Dewan Ketahanan Pangan Kota Semarang





Malabar Coffee Shop, Hotel Horison Semarang Semarang












Wednesday, June 23, 2010

Rakor "Tugu Muda Sebagai Destinasi Wisata Anak Muda"



Tuesday, June 22, 2010

Kaka "Jumanis" Karisna

Tingkah lakunya lucu, gesit dan menggemaskan, omongannya ceriwis dan idenya neko-neko. Anak itu selalu aktif melakukan sesuatu yang ada di kepalanya, mulai dari menirukan gerakan-gerakan nija warior, bermain dengan daun-daunan kering sebagai wayang, mengejar-ngejar serangga di taman bunga halaman rumah maupun mengatur teman-temannya agar mengikuti kehendaknya. Dia lah Kaka Karisna, yang pada tanggal 27 Juni nanti akan genap berusia 2 tahun.

Klo menyimak aksi-aksinya memang membuat orang-orang disekitarnya akan tertawa dan terheran-heran. Ketika dia menginginkan sesuatu, ditolak oleh orang lain, baik papanya, ibunya maupun tantenta, dia akan memberikan hukuman yang setimpal, yaitu menemaninya bermain sesuai yang ia mau. Ketika teman-temennya tidak mau diajak bermain sesuai dengan kehendaknya, maka bersiap-siap untuk tidak diajak bermain pada hari itu pula.

Kaka juga pandai membuat kesimpulan-kesimpulan dari percakapan orang lain. Misalnya pernah suatu saat papanya bilang :
" besuk kamu ikut papa ke makam eyang uti"
dia menjawab "iya"
"besuk tante juga ikut ke makam eyang uti"
dia menjawab dengan sebuah kesimpulan :
" besuk kaka, tante ama papa ke makam eyang uti"
Sekilas memang sederhana, tapi bagiku maknanya dalam. Dalam bahasa jawa, anak sekecil itu sudah pandai negeske, membahas sesuatu yang dia simpulkan dari hasil percakapan.
Pernah juga suatu saat kami jalan diantara persawahan. Dia bilang, "papah ada gubug"


aku jawab," iya, coba dihitung gubugnya!"
Kaka mulai berhitung sambil menunjuk ke gubug di persawahan " satu, dua, tiga... dst'
dan di akhir menghitung dia membuat pernyataan' " papah, gubugnya banyak".

Kalimat sederhana lagi, namun bila kalimat atau kata-kata itu keluar dari anak kecil yang belum genap 2 tahun dan tanpa ada yang mengajarinya, pastilah membuatku terheran-heran. Dia membuat kesimpulan lagi..
Begitulah Kaka Karisna yang lahir pada hari jumat legi, maka sering kupanggil Kaka " jumanis" Karisna. Jumanis artinya Jumat Manis atau Jumat Legi.

BERITA KOMPAS