Jogja Antique

Monday, November 8, 2010

Pengungsi Merapi di Muntilan Sudah 3 Hari Hanya Makan Sayuran

Hpku berdering, ada telpon masuk. Dengan suara agak tergesa penelpon menceritakan bahwa barak pengungsi di daerah Muntilan perlu bantuan logistik, terutama makanan nasi bungkus atau apa saja. Karena beliau penelpon mengatakan bahwa sudah 3 hari sejak jumat, sabtu dan hari itu minggu sore, para pengungsi di desanya belum mendapatkan pasokan logistik sehingga bertahan hidup dengan makan sayur-sayuran.

Kondisi darurat segera kusebarkan ke Posko UNY, Posko Madawirna dan Posko Maarif Institut di Sleman. Belum mendapatkan konfirmasi dari ketiga posko ini, ada telpon masuk. Bu Joko dari pengajian ibu-ibu di warungboto ingin menyalurkan bantuan tapi belum tau mau diarahkan ke mana. tadinya akan dikirim ke posko UNY, namun aku mengatakan bahwa di posko lain ada yang lebih membutuhkan yaitu di Muntilan.

Penelpon dari muntilan yang belakangan kutahu namanya adalah Pak Muslihin ku telpon balik. Kuinformasikan apakah bisa mengambil bantuan di Warungboto, dan akhirnya sepakat pak Muslihin akan mengontak langsung ibu Joko di Warungbowo. Alhamdullilah, Tuhan memberikan jalan.

Menjelang sore, ada berita bahwa di posko seyegan juga perlu bantuan logistik. melihat posisinya di dekat kota sleman dibanding dari posko teman-teman lain. Ku serahkan saja untuk dikoordinasikan dengan Mas Nur Cahyo Probo di dekat pasar sleman. Beliau adalah sahabat lamaku yang mempunyai visi yang sama untuk proses tanggap darurat. mengutamakan posko posko kecil yang mandiri/independen yang kemungkinan besar tidak tertangani atau belum tertangani oleh pemerintah. Sehingga bantuan akan tersalurkan merata, tidak menumpuk di posko-posko besar yang memang terbantu oleh publikasi dari wartawan radio, koran maupun televisi.

Minggu malam menjelang isya dapat sms lagi. Pengungsi di UAJY membutuhkan bantuan nasi bungkus untuk makan malam 300 bungkus. Posisiku sudah diluar area barak pengungsi karena sudah berkemas mau berangkat ke Semarang untuk kerja lagi. Proses keberangkatan ku tunda, ku koordinasikan permintaan tersebut ke temen-temen di lapangan yang dekat dengan lokasi. Dalam hatiku berkata, " mungkin klo hanya 10 sd 20 bungkus masih bisa dengan uang dikantung membelikan untuk mereka, namun 300 bungkus kupikir dengan uangku yan terbatas juga sangat tidak mencukupi. Apapun itu, kita sudah berusaha untuk membantu.

Akhir kata dalam perjalananku di libur akhir pekan kemaren, aku banyak mengucapkan terima kasih kepada teman-teman di posko UNY, Madawirna, Pak Muslihin, Bu Joko, Mbak IGo, Pak Basuki, dan masih banyak lagi yang terkadang akupun gak sempat menanyakan namanya. Tetap Semangat, ikhlas dan Insya Allah, jasa dan pertolongan yang bapak dan ibu berikan sangat bermanfaat untuk saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Amien.

BERITA KOMPAS