Jogja Antique

Thursday, June 17, 2010

Puncak Garuda Masih Tertutup Asap Belerang

Malam minggu itu kami bertiga menuju kinahrejo, berangkat sendiri-sendiri dan berkumpul di rumah Ibu Pujo. Sesampainya di sana, kami ngobrol dan memesan makan kesukaan kami yaitu sambel tahu. Bu Pujo segera menyiapkan makanan pesanan kami. Sementara menunggu makanan siap, kami bersoasialisasi dengan temen-temen smu stella deuce Jogja. Saat itu umurku msh belasan tahun, masih belia dan belum banyak pengalaman bertualang. Jadi menurutku, sharing dengan temen-temen pendaki banyak manfaatnya. Selain bertukar pengalaman juga menambah teman.

Makanan sudah siap. Sambel tahu dengan nasi liwet itu begitu menggoda. Perut sudah keroncongan dan kami siap menyantap menu malam itu dengan lahap. Dua kali aku nambah nasi, selain untuk mengisi perut,juga untuk persiapan energi menuju Puncak Garuda di Puncak Merapi. Setelah kenyang, hawa kantuk menyerang, kami segera bersiap untuk tidur sejenak menunggu saat yang tepat untuk berangkat.

Tepat pukul 00.00 kami sudah siap mendaki melalui jalur kinahrejo. Berbagai bekal standar makanan dan minuman serta alat survival siap di rangsel. Dini hari itu kami berjalan menyusuri jalur pendakian dengan penuh semangat, hanya satu dalam pikiran kami. Puncak atau kami tetap di atas berhari-hari untuk mencapai puncak. ( bersambung 2)

BERITA KOMPAS