Jogja Antique

Tuesday, April 26, 2011

Jelang Semarang Night Carnival Siapkan Aneka Kostum, Latihan Dipindah

GENANGAN di area GOR Mugas memantulkan bayangan warna-warni. Ya, bayangan itu dari kostum ratusan peserta Semarang Night Carnival yang tengah berlatih, Senin (25/4).
Untuk sekian kalinya, mereka harus bersusah payah menembus hujan guna mempersiapkan acara yang digelar, Sabtu (30/4) malam mendatang.

Semula, para peserta disiapkan untuk berlatih di tepi lapangan. Namun, karena tanah di area yang biasa untuk olahraga jalan dan lari itu masih basah dan sebagian tergenang, akhirnya latihan dipindah ke lapangan tenis indoor.

Dengan aneka kostum bertema flora, fauna, dan kesatria, mereka yang sebagian besar pelajar itu terpaksa pindah.  Meski demikian, ruang yang sempit dengan sirkulasi udara terbatas tak membuat mereka patah semangat.
Seluruh peserta mengikuti latihan terutama, cara berjalan dengan antusias. Sebagian besar telah mengenakan kostum lengkap, meski ada juga yang menyimpan untuk malam perayaan HUT Ke 464 Kota Semarang.

Salah seorang peserta yang mengenakan kostum Bunga Matahari, Intan, saat ditemui di tengah persiapan latihan kemarin tak sabar ingin segera berjalan di catwalk beraspal.

Pelajar kelas dua SMP di salah satu sekolah negeri itu mengaku senang dengan bunga tersebut, sehingga dijadikan sebagai model kostum. Dia dibantu orang tua dan gurunya dalam membuat kostum tersebut.
Lain lagi dengan Hendro, pemuda asal Gayamsari. Ia membuat sendiri kostum kesatria yang berwarna merah. "Saya buat sendiri kostum ini selama hampir dua bulan. Biayanya kalau dihitung kurang lebih mencapai Rp 1 juta," katanya.
Kostum kesatria itu terbuat dari bahan busa, kain, dan bambu. Dia mengolah bahan-bahan tersebut hingga menjadi kostum dalam empat bagian yakni penutup kepala, penutup badan, sayap belakang, dan sepatu. Kostum Hendro tampak menonjol diantara yang lain karena ukurannya yang lebih besar dibanding yang lain.

Menurut rencana, para peserta tersebut akan berjalan di malam hari diterpa lampu penerangan jalan ribuan watt. Mereka diiringi musik ritmis dari Semarang Percussion Community. Semarang Night Carnival sendiri sebagai acara yang baru kali pertama digelar. Sebelumnya, beberapa kegiatan serupa memang pernah diadakan tapi di saat siang hari.

Ketua Dewan Kesenian Semarang Marco Manardi menambahkan, kegiatan nanti bakal semarak. Dia melihat para peserta cukup antusias dan kreatif dalam membuat kostum. Para peserta sendiri dibimbing langsung oleh aktivis Solo Batik Carnival (SBC) lewat beberapa kali pertemuan. (Adhitia A-53)

BERITA KOMPAS