Jogja Antique

Friday, May 20, 2011

Dinas Pariwisata DIY Kembali Gelar JTM II


Yogyakarta, CyberNews. Untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke Yogyakarta dan Jateng, Dinas Pariwisata Provinsi DIY akan menyelenggarakan Jogja Travel Mart (JTM) yang kedua di Hotel Hyatt tanggal 6-8 Mei 2011.
Menurut Tazbir SH, MHum, Kepala Dinas Pariwisata DIY, dengan didampingi Edwin dari ASITA DIY dan Zulkarnaen dari PHRI DIY, kegiatan ini akan dihadiri lebih dri 115 buyers yang berasal dari 11 negara dengan 65seller hotel dan travel agent yang mayoritas dari Yogyakarta.
"Kegiatan ini dalam recovery Pariwisata DIY pascaerupsi Merapi. JTM I kita selenggarakan tahun lalu di Hotel Sheraton, ketika itu kita mampu mendatangkan 80 buyers dari delapan negara," kata Tazbir, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Selasa (3/5) siang tadi.
Kali ini, kita akan mendatangkan 115 buyers yang berasal dari 11 negara, antara lain Amerika Serikat, Belanda, Thailand, Jepang, Hongkong, Korea, Arab Saudi dan masih banyak lagi lainnya. "Semua negara tersebut, sama-sama sudah menyatakan kesiapannya untuk hadir," katanya.
Lebih lanjut Tazbir mengatakan, yang dijual dalam JTM adalah paket tour dan tahun ini unggulannya paket tourMerapi dan desa wisata terutama aktivitas di desa.  "Dengan digelarnya acara ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke DIY serta meningkatkan lama tinggal (Length of Stay) wisatawan," katanya.
Sedangkan Edwin Ismedi Himna, Ketua ASITA  (Association of The Indonesian Tours and Travel Agences) mengatakan, peserta terbanyak mayoritas dari negara tetangga. Yaitu Singapura 26 peserta, Malaysia 18 peserta, Thailand 10 peserta, Belanda 20 peserta, China 10 peserta, Jepang tiga peserta, Saudi Arabia lima peserta, Hongkong empat peserta dan Amerika satu peserta.
Di samping itu juga ada media asing yang memastikan untuk meliput, yakni dari Jepang, Belanda, China, Hongkong, Malaysia dan Singapura. "Jadi kegiatan ini juga akan diliput wartawan dari berbagai negara," katanya.
Menurut Edwin, di DIY desa wisata yang sudah layak jual baru ada 10 desa dan kebanyakan di Kabupaten Sleman dan Bantul. Hal ini karena terkait dengan sumber daya alam, sumber daya manusia, pendukung dan akses jalan. Yang menjadi kendala untuk mempromosikan pariwisata di Yogyakarta selama ini, menurut dia, Yogyakarta belum bisa berdiri sendiri dan masih tergantung dengan Bali terutama di airportnya.
Sementara itu, Koordinasi Promosi PHRI (Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia) Zulkarnain mengatakan, kegiatan ini melibatkan semua hotel di Yogyakarta, terutama hotel bintang lima, empat, tiga dan sebagian bintang dua.
( Sugiarto / CN31 / JBSM ) SUARA MERDEKA

BERITA KOMPAS