Jogja Antique

Saturday, November 22, 2008

Penjual Krupuk, Sapu dan Dipan alias Amben 2

Suatu hari aku pulang kerja, sudah lewat magrib, kira-kira pukul 18.15, ada orang berdiri di deket pertigaan lampu merah piyungan. Aku berhenti sebentar untuk memperhatikan bapak ua itu, ternyata dia mencoba mencari tumpangan mobil yang lewat, karena angkutan umum jelas sudah tidak ada jam segitu. Lalu kuhampiri bapak itu dan kuajak bonceng motor kesayanganku.
Sambil jalan kami ngobrol, ternyata bapak itu adalah penjual sapu yang kemaleman. Beliau berangkat bawa sapu jalan kaki mulai subuh dari seputaran jalan imogiri timur menuju Patuk, dan setelah habis jualanya kemalaman. Mungkin mau jalan pulang juga sudah sangat capek jalan seharian, sehingga beliau memutuskan untuk naik angkutan. Sayang sudah malem sehingga ankutan sulit di dapat.
Dalam hati aku mencoba membayangkan sebagai bapak itu. Jalan kaki mulai subuh memikul sapu melalui tanjakan setinggi patuk lalu turun lagi. Sulit dibayangkan bapak tua itu masih kuat untuk bisa berdiri di malam harinya. Tak terasa obrolan kami terhenti, karena bapak itu minta turun di perempatan lampu merah ringroad dekat wojo. Sebelum berpisah, bapak itu mengucapkan terima kasih sambil mendoakan aku agar selamat dan mendapatkan mudah rezeki sebagai balasan dari yang di atas. Aku jawab -Amien-.
Lalu aku memutar sepeda motorku, balik menuju seputaran wirosaban dekat rumkit Kota jogja..... Salam Pak Penjual Sapu Buat Keluarga ya.... semoga perjuangan hidup bapak mendapatkan kemudahan dan berkah dari TUHAN......

BERITA KOMPAS