Jogja Antique

Thursday, November 20, 2008

Penjual Krupuk, Sapu dan Dipan alias Amben 1

Beberapa waktu yang lalu, ketika aku sedang makan indomie di sebuah warung di pinggir jalan sorosutan, aku melihat bapak tua menjajakan kerupuknya dengan memikul kaleng besar, bahkan volemu kaleng itu dibanding besar tubuh bapaknya hampir 2 kali lipat. Artinya klo memikul 2 kaleng, dia membawa 4 kali lipat besar tubuhnya. Masih ditambah menjinjing es di tangan kanannya dengan semacem termos es yang besarnya lumayan juga.
Sudah gitu, udara sangat panas, matahari pas di atas kepala kita....*tidak bisa kubayangkan panas dan hausnya bapak itu, aku pengen banget memberinya sesuatu, mungkin sekedar makan siang, tapi di tengah keramaian aku yakut menyinggung perasaan bapak itu....lalu aku berniat suatu saat memberi sesuatu ke bapak itu*
Hari berikutnya aku mencoba menunggu penjual kerupuk itu di tempat dan yang sama dengan saat aku ketemu, rencanaku mau aku buntuti, kemudian di tempat yang agak sepi, aku mau beri dia sedikit uang untuk makan siang atau nambah isi koceknya beliau, namun kutnggu beberapa jam tidak muncul......
Nah baru hari minggu kemaren, tidak sengaja aku jam 9 malam mau makan bakso di daerah sekitar umbulharjo. Isteriku teriak, berhenti... mungkin bapak penjual kerupuk itu adalah yang mas maksud mau diberi sesuatu... lalu aku berhenti dan memperhatikannya.... dan memang betul.... masya allah, bapak itu bekerja memikul begitu berat beban, sampai larut malam lagi...... hatiku ingin menangis........ lalu kemana anak-anak beliau? saudara-saudara beliau? kenapa tidak mau bantu beliau?
Lalu ku suruh isteriku buka dompet dan memberinya sedikit uang saku buat keluarganya....
*Maaf bapak... jangan dilihat besarnya, semoga yang sedikit itu bisa bermanfaat untuk bapak penjual kerupuk dan keluarga... amien*

BERITA KOMPAS