Jogja Antique

Wednesday, September 25, 2013

SALAM JEBRET, INDRA SYAFRI DAN KUALITAS FISIK TIMNAS U 19

Jebret... Gol... Gol.... Gol... Gol...
Begitulah kata - kata yang akrab ditelnga kita saat menonton pertandingan sepakbola gelaran piala AFF U 19 di Jatim beberapa waktu lalu. Sungguh luar biasa.... kata itu akhinya menjadi populer dan banya ditirukan orang, apalagi setelah Timnas U 19 berhasil membekuk Vietnam di Final.
Gaya dan Cara komentatir mendeskripsikan dan mengistilahkan kosa kata dalam pertandingan serta pilihan katanya membangkitkan semangat yang menonton pertandingan, seakan Timnas selalu punya daya dan kekuatan lebih, bermain cantik dan kompak. Dan Nyatanya memang begitu...

Salute GARUDA MUDA...
Setelah menyimak berbagai rilis maupun penjelasan dari Kepala Pelatih Nasional U 19, dapat ditarik kesimpulan bahwa para pemain u 19 ini memang istimewa. Bagaimana Bung Indra berkeliling Indonesia dalam rangka mencari bakat dan talenta-talenta muda hampir 2 tahun. Dan salah satu yang beliau tekankan adalah persoalan daya tahan dan kebugaran. Bung Indra mensyaratkan VO2 max yang tinggi untuk bisa masuk ke Timnas.

Dan hasilnya.... dengan jadwal pertandingan yang padat, lawan - lawan yang ketat para pemain mampu terus berlari dan berlari ke seluruh penjuru lapangan, menari - nari membawa bola dan menendang JEBRET... GOL GOL Gol..... Kelebihan fisik ini terlihat jelas pada pertandingan semifinal dan final. Bagaimana pemain timor leste dan Vietnam banyak yg kram dan tertatig tatih mengejar para pemain garuda muda yang tetap fit sampai akhir laga...

Tak dapat dipungkiri bahwa fisik adalah salah satu kelebihan yang mampu memberi keunggulan. Klo kita ingat bagaimana pada saat TIMNAS SENIOR Merebut medali Sea Games yang terakhir kali, maka pelatih polosin asal rusia dikritik habis-habisin karena dianggap timnas lebih mengutamakan fisik. Namun hasilnya? JUARA SEA GAMES, dan ingat pula bagaimana Timnas Garuda U 2 di Sea Games 2011 lalu gagal di final melawan harimau malaya karena fisik yang kedodoran. Fisik habis dipertandingan semifinal melawan Vietnam karena menerapkan pressing ketat sepanjang 2 kali 45 menit, sehingga ketika jeda pertandingan ke final hanya 1 hari, tidak cukup untuk recovery, padahal dari sisi teknis, pola permainan, invidu pemain dan kekompakan Timnas saat itu sangat memadai....

Bukankah kita sudah punya setidaknya cara untuk menghasilkan TIMNAS yg kuat? kenapa tidak kita adopsi cara yang hampir sama baik Bung Indra maupun Bung Polosin yang sama - sama mensyaratkan faktor kebugaran yang ketat? kita tunggu saja semoga PSSI tidak semakin rumit dan aneh- aneh lagi pasca keberhasilan Timnas kali ini

Akhirnya SALAM JEBRET dan SUKSES selalu untuk TIMNAS GARUDA!

BERITA KOMPAS