Jogja Antique

Monday, March 14, 2011

Suatu Pagi di Hari Sabtu

Jam menunjukkan pukul 01.00 dinihari, suasana sepi dan cuaca sangat dingin dan mataku masih juga terjaga. Di ruangan itu ada beberapa orang tapi semua tertidur lelap seperti orang terkena bius. Kuputuskan untuk keluar ruangan menuju teras depan rumah. Ternyata diluar hujan rintik-rintik dari kemaren sore belum juga reda. Seakan mengerti kesepian hatiku saat itu, hujan semakin deras, angin bertiup makin kencang menambah dinginnya malam.

Hatiku masih bimbang, tetap bertahan di rumah atau aku harus keluar dari rumah dinihari itu juga. Dalam kebimbangan kuputuskan sebaiknya aku segera meninggalkan rumah agar mendapatkan suasana baru dan pemikiran baru yang lebih jernih. Tepat pukul 01.15 kupakai jas hujan, ku stater motor yang selalu menemaniku dan meluncur di jalanan yang masih sepi.

Kulepas helmku dan kunikmati tetesan air hujan menerpa kepalaku, kunikmati semilir angin menerpa wajahku sampai disuatu tempat aku berhenti.... lalu?
.
.
.
.
.
.
.Sekarang semua menjadi baru......

BERITA KOMPAS