Jogja Antique

Monday, December 8, 2008

Belajar dari Sang Pemijat 1

Pada suatu ketika di tahun 2002an, aku pergi ke tukang urut atau tukang pijat. Kaki Keseleo habis main bola turnamen Kampus. Dari beberapa kawan direkomendasikan ke tukang pijat tuna netra di suatu daerah X. Singkat cerita aku berkenalan dengan Sang Pemijat, bernama Mr Y. Dia masih muda, tidak keliatan klo buta dan yang lebih mengherankan, dia ber etnis china.

Sambil di urut, kami saling bercerita, antara aku yang berstatus mahasiswa pada saat itu, dan Mr Y Yang mijat kakiku yang keseleo. Beliau cacat mata belum lama, tadinya normal lalu pada saat kelas 2 sma kecelakaan parah. Namun mata masih normal. Lama kelamaan setelah sembuh secara fisik, mata terasa makin lama makin kabur, hingga pada saat kelas 3 sma, sudah hampir tidak bisa melihat sama sekali. Sudah di obatkan ke sana sini, namun hasilnya nihil, sehingga beliau mengalami kebutaan dan tidak meneruskan sekolahnya.

Akhirnya di sekolahkan di sekolah tunanetra, dan beliau mengambil ketrampilan memijat. Dan secara kebetulan bertemulah denganku dan bercerita panjang lebar. Tak terasa cerita menjadi panjang dan kemana mana, karena kebetulan dia suka bertualang sehingga dia sering menyela tanya padaku,mas apa tawang mangu dan cemoro sewu masih seperti dulu saat aku masih bisa melihat? Mas apa sumbing masih seindah dulu? dll sambil terkadang beliau tak sengaja mengeluarkan air mata...... cerita lanjut ke bagian 2

BERITA KOMPAS