Jogja Antique

Sunday, March 8, 2009

Wartel dan Tukang Ojek


Suatu ketika aku lupa membawa HP, padahal aku perlu koordinasi dengan beberapa orang yang ada janji hari itu. Kuputuskan untuk mencari wartel, kemudian menelpon istri di rumah untuk melihat No Hp di Pon book, biar aku bisa hubungi lewat wartel. Ternyata di jaman sekarang, mencari wartel sulit. Padahal di akhir 90an atau awal 2000an, wartel sebagai bisnis yang sangat menjanjikan. Namun perlahan tapi pasti, jumlah wartel makin menurun seiring dengan perkembangan masyarakat yang mampu membeli HP, sehingga untuk berkomunikasi tidak harus ke wartel ( bagi yang tidak mempunyai telpon rumah), cukup sms 100 rupiah atau bahkan lebih murah dari itu, sudah cukup untuk memberitahukan apa yang kita infirmasikan ke orang lain.

Di sisi laen, dampak kepemilikan HP ini juga dirasakan oleh Tukang Ojek, dimana dulu klo orang bepergian, turun di terminal atau tempat-tempat yang rame, lalu memanfaatkan ojek untuk sampai di rumah. Nah sekarang, sebelum turun bus/kereta/pesawat, sudah sms duluan, minta anggota keluarga, pacar atau temannya untuk menjemput. Al Hasil.... Nasin Tukang Ojek sama dengan nasib Pengusaha Wartel yang mulai kembang kempis menawarkan jasa yang sudah tidak terlalu dibutuhkan masyarakat lagi. Semoga ada manfaatnya

salam

BERITA KOMPAS