Jogja Antique

Monday, August 17, 2009

Gunung Tambalan dan Gunung Sepikul


Tanggal 16 Agustus 2009 aku merencanakan untuk mengirim doa sambil berziarah menjelang puasa, namun karena ada acara menjenguk temen-temen atlet panjat tebing sleman yang lagi KKN, acara ku tunda menjadi tanggal 17 Agustus 2009. Hari yang unik menurutku, karena biasanya peringatan detik-detik proklamasi selalu kurayakan di tempat ketinggian seperti merapi, merbabu, sundoro, sumbing, lawu atau puncak tertinggi menoreh di Kulonprogo. Kali ini peringatan detik-detik proklamasi kulakukan di Tempat Pemakaman Umum Gunung Tambalan Bantul.

Usia dan tuntutan hidup termasuk kehidupan kemasyarakat bisa mengubah apa yang sudah menjadi tradisi pribadi kita. Asalkan bukan soal prinsip dan keyakinan, hal-hal perubahan bisa dimaklumi. Seperti dalam kasusku ini aku tidak mungkin tidak berziarah hanya karena aku akan naik gunung. Toh Peringatan 17 Agustus bisa dimana saja, asalkan semangat dan hatiku terus untuk INDONESIA.

Itu pasti, karena apa yang kulakukan dalam hidupku selalu mengandung proses kecintaan. Kecintaan terhadap Sang Pencipta, Kecintaan terhadap orang tua, Kecintaan terhadap keluarga, Kecintaan terhadap tanah air dan seterusnya. Karena cinta, kita menjadi kuat, mejadi semangat, menjadi hiduo kebih baik. Dan karena cinta, kita bisa melakukan sesuatu yang luar biasa....

BERITA KOMPAS