Monday, May 31, 2010
Sunday, May 30, 2010
Friday, May 28, 2010
Monday, May 24, 2010
Kaka " Kangen "Karisna
6:03 PM
Karis As A Trader
Bocah kecil itu sedang bermain, menari dan menyanyi saat aku tiba di rumah. Jam menunjukkan pukul 18.30, ketika bocah kecil itu tiba-tiba berlari ke arah pintu untuk menyambut," papah tom ", teriaknya.
Setelah 2 minggu tidak bertemu, tentu saja bocah mungil yang bukan lain adalah anakku kangen pada papahnya. Dia menyambutku, minta di gendong sambil merajuk manja. Hatiku tersentuh, dalam hati aku berkata, " seandainya aku bisa bertemu setiap hari, tentu bocah ini akan lebih bahagia".
Dalam hati pula aku membantah, " bocah kecil itu akan lebih bahagia bersama kakung dan tantenya, karena sejak kecil merekalah yang merawatnya". Ya ya ya sebuah pertentangan yang tidak perli diperdebatkan, karena keikut sertaan bocah itu bersama kakungnya adalah amanah dari mendiang Ibundaku.
Kaka... papah kangen....
Kaka... papah selalu menyayangimu...
Kaka... papah tetap akan selalu membimbingmu dengan segala potensi pada dirimu.
Kaka... ikut Kakek dulu ya nak...
Salam kangen selalu
Papamu
Sunday, May 23, 2010
Angka dalam Tatapan Athiyyah Anas
8:02 PM
Karis As A Trader
Pagi ini aku membaca sebuah feature yang menarik, tentang kebahagian seorang istri yang suaminya terpilih menjadi Ketua Umum sebuah Partai Politik. Kutipan ini tidak berarti saya merupakan simpatisan atau anggota dari parpol tersebut, namun hanya mengambil sebagai teladan tentang dukungan seorang istri terhadap suaminya.
" Angka dalam Tatapan Athiyyah Anas "
TEMPO Interaktif, Bandung - Air mata Athiyyah mengucur deras. Saat itu papan putih penghitungan suara pemilihan Ketua Umum Demokrat mencapai jumlah 265 suara untuk Anas Urbaningrum. Itulah angka kemenangan untuk Anas, yang unggul dalam putaran kedua pemilihan Ketua Umum dalam Kongres Partai Demokrat Ahad malam 23 Mei. Angka itu yang mengantar Anas menjadi ketua umum partai berlambang segitiga itu.
Perempuan berjilbab dengan kacamata model bingkai mata kucing duduk di baris dua belas ruang besar pelaksaan ongres di Sport Center Hotel Masion Pine, Padalarang Bandung. Sejak Angka Anas mendekati 250, Athiyyah yang semula sibuk mengirim pesan blackberry dan telepon ini seperti lunglai. Ia lemah dalam kebahagiaan sang suami yang terus memimpin perolehan suara meninggalkan Marzuki Alie. Athiyyah memeluk sahabatnya sesama perempan berjilbab yang terus mendampingi dia selama pemilihan.
Pekik sorak “Anas Anas Anas...” membuat ibu empat anak ini tenggelam. Ia terus menangis dan tenggelam dalam pelukan bersama tiga perempuan lain yang menghampirinya. Ucapan selamat dan kecupan pipi untuk kemenangan suaminya terus mengalir. Athiyyah tiba-tiba berdiri. Ia ingin menghampiri suaminya, Anas, yang duduk di deretan paling depan.
Di depan panggung sidang, Anas menjadi rebutan pendukung, kameramen dan fotografer yang ingin mengabadikan kejayaan Anas. Tapi, sejumlah orang melarang. “Jangan bu, nanti saja,” kata sejumlah orang. “Di depan masih gaduh,” kata yang lain. Perempuan trah keluarga Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta ini manut.
Perburuan suara yang ketat antara Anas dengan Marzuki membuat Athiyyah berkali-kali beringsut dari duduknya. Apalagi, sejak memulai dengan angka seri pada hitungan pertama dan kedua, Anas terus tertinggal dengan kisaran sepuluh angka di belakang Marzuki Anas baru bisa mengejar ketertinggalan ketika Marzuki berhenti di hitungan 118. Pada angka ini, Athiyah yang semula tampak kurang bersemangat, berubah jadi sumringah. Senyumnya mulai berkembang.
Dari angka ini Anas menyapil Marzuki. Tapi, pada angka 120, Marzuki mengejar kembali sehingga sama. Angka sama kembali di 122 dan 124. Dag dig dug hati Athiyyah tambah kerap. Perburuan angka leher bertarung leher ini tak kuasa menahan mulutnya terkomat-kamit. Ia merapal doa untuk kemenangan suaminya.
Setelah angka 124, Anas terus berada di depan. Suara-suara seru bergemuruh “ya..ya..” membahana di ruang sidang saat panitia membacakan nama angka satu. Angka itu milik Anas. Tentu, saat nama Marzuki yang menggunakan angka tiga pada putaran kedua, sama dengan putaran pertama, pendukungnya juga bertepuk tangan dan berteriak kemenangan. Tapi, riuhnya kalah dibanding pendukung Anas.
Pada putaran pertama pemilihan, yang masih mengikutkan Andi Mallarangeng, Athiyyah duduk di bangku wartawan. Sepanjang perhitungan, dia tampak tegang pula. Untuk membunuh kegalauan, Athiyyah kerap mengaktifkan blackberry-nya. Kegembiraan Athiyyah terjadi saat EE Mangindaan yang memimpin sidang menyatakan pada putaran pertama Anas dapat 236 suara atau 45 persen, Andi Mallarangeng 82 suara atau 16 persen dan Marzuki Alie 209 suara atau 39 persen.
Pada putaran kedua, Anas memenangkan kursi ketua umum dengan 280 atau 53 persen suara. Marzuki Alie pesaingnya dapat 248 atau 47 persen. Anas mendapatkan tambahan 44 limpahan suara pendukung Andi Mallarangeng. Sedang Marzuki dapat limpahan 39 suara. Kemenangan Anas itu pun bersambut dengan mars Partai Demokrat yang dinyanyikan seluruh peserta kongres dengan penuh semangat.
SUNUDYANTORO
Mengapa Tong Sin Fu Memilih Kembali ke China
4:52 AM
Karis As A Trader
Rabu, 19 Mei 2010 | 15:15 WIB
Laporan wartawan Kompas.com A. Tjahjo Sasongko
JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan pemain nasional Alan Budi Kusuma menganggap negara lain lebih memberi penghargaan kepada para pelatih bulu tangkis yang berprestasi.
Hal ini diungkapkan oleh Alan mengenai sosok pelatih China kelahiran Indonesia, Tong Sin Fu atau Tang Hsienhu, yang mendampingi para pemain negeri itu mengalahkan Indonesia 3-0 pada final Piala Thomas, Minggu (16/5/2010).
Alan memang dikenal dekat dengan pelatih kelahiran Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. Perkenalan terjadi saat Tong melatih di Indonesia pada 1987 hingga 1998. "Bayangkan, pada usia setua itu, ia masih diberi kesempatan duduk mendampingi pemainnya. Padahal setahu saya, ia memiliki masalah dengan jantungnya, serta memang sejak muda hidup dengan satu ginjal," katanya.
Peraih medali emas olimpiade ini memang merupakan salah satu anak didik Tong sejak muncul akhir 1980-an. Menurutnya, Tong sebagai pelatih menanamkan disiplin tinggi buat anak didiknya. "Kalau latihan pukul delapan, dia sudah di lapangan pukul 07.30. Kami terlambat satu menit saja akan disuruh pulang," ungkapnya.
Orang Indonesia di Belakang Lin Dan
4:48 AM
Karis As A Trader
Senin, 17 Mei 2010 | 12:13 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Di belakang penampilan gemilang tunggal utama China, Lin Dan, ternyata ada pelatih besar kelahiran Indonesia.
Pada ajang Piala Thomas di Bukit Jalil, Malaysia, 9-16 Mei lalu, Lin Dan tampil begitu perkasa. Ia melalap pemain dari negara lain, termasuk pemain peringkat satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei, dan pemain utama Indonesia, Taufik Hidayat, pada babak final.
Setiap kali Lin Dan bertanding, di tepi lapangan duduk pelatihnya, seorang yang sudah uzur. Namun, bagi para pemain bulu tangkis dari China dan Indonesia yang mengenalnya, orang tua itu dikenal sebagai seorang tua yang banyak ilmunya. Seorang locianpwe, kalau menggunakan istilah penulis cerita silat masa lalu, Kho Ping Hoo.
Orang tua itu, Tang Hsien Hu, Tang Xianhu, atau Tong Sinfu, merupakan seorang yang sangat dihormati Lin Dan. Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 ini selalu mengatakan, semua kemenangannya hanya dipersembahkan buat Tang atau Tong.
"Dia memang pelatih saya, tetapi saya memandangnya sebagai kong-kong, kakek saya. Ia seorang pelatih yang bertanggung jawab dan saya beruntung memilikinya. Ia tidak hanya membimbing saya dari segi teknik, tetapi juga dalam nilai-nilai kehidupan," kata Lin Dan.
Pangkat, Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional
3:33 AM
Karis As A Trader
Pangkat adalah kedudukan yg menunjukan tingkat seorang PNS berdasarkan jabatan dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.
Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam rangkaian memimpin suatu satuan organisasi negara.
Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau ketrampilan untuk mencapai tujuan.
Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS atas dasar prestasi kerja dan pengabdian terhadap negara.
Masa kenaikan pangkat: 1 Januari, 1 April, 1 Juli dan 1 Oktober.Macam kenaikan pangkat :
1. Kenaikan pangkat Reguler;
2. Kenaikan pangkat Pilihan;
3. Kenaikan pangkat Anumerta;
4. Kenaikan pangkat Pengabdian.