Beberapa tahun lalu, di awal Kapala berdiri aku masih rajin mengantar teman-teman anggota ke lapangan. Baik pendidikan dasar pecinta alam, gladi tangguh lapangan maupun even yang lain yang diadakan di lapangan. Salah satu kegiatan yang ku ingat adalah pendakian masal dalam rangka peringatan hari bumi sekitar tahun tahun 2002/2003.
Pendakian berlangsung 3 hari 2 malam. Berangkat hari jumat sore menuju Pos Pendakian di Wekas dan pulang menuju Jogja hari minggu sore. Dalam pendakian ini, yang ditekankan adalah bahwa merawat bumi itu bisa dimulai dari diri kita sendiri dengan melakukan hal – hal kecil yang kadang dirasa sepele.
Aktifitas kecil yang bernilai besar dimulai dari kebiasaan kita, hobi kita maupun pekerjaan kita. Dalam peringatan hari bumi waktu itu, aktifitas yang ditekankan adalah aktifitas naik gunung yang merupakan hobi teman-teman Kapala haruslah berwawasan lingkungan. Sambil berjalan aku menjelaskan tentang beberapa hal, dimulai dari sejarah hari bumi, aksi-aksi yang dilakukan dalam memperingati hari bumi, maupun contoh langsung di lapangan tentang berbagai hal yang wajib di taati ketika pendakian.
Aktifitas akrab lingkungan yang dimaksud antara lain :
1. Berjalan mendaki tetap pada jalur untuk menghindari longsor
2. Berkemah/membuat bivak di tempat yang sudah ada, jangan membuka lahan baru yang berpotensi merusak tanaman dan perdu.
3. Turun gunung tidak boleh memetik bunga edelweiss.
4. Menyalakan api tidak boleh menggunakan kayu yang merupakan hasil penebangan, tetapi memanfaatkan kayu kering yang ada yang di sekitar tempat bivak atau membawa peralatan untuk menghangatkan tubuh dari rumah.
5. Tidak boleh melanggar pantangan atau peraturan yang ditetapkan oleh masyarakat lokal.
6. Di larang mandi/cuci muka dengan menggunakan sabun di daerah aliran sungai, karena akan mencemari air gunung yang dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk keperluan sehari – hari.
7. Dilarang membuang sampah yang dibawa dari bawah, semua sampah harus dibawa kembali saat turun gunung
Pada saat pendakian kebetulan ada contoh kasus yang bagus buat pembelajaran temen-temen kapala. Yaitu ada sebagian pendaki yg nebangi pohon di sekitar area camping ground, ada yang digunakan untuk membuat bivak perlindungan, ada juga yang digunakan untuk perapian. Sebuah contoh yang tidak baik, sehingga kutanamkan kepada temen-temen untuk tidak menirunya.
Di sisi lain ada kasus penebangan pohon yang boleh ditiru, yaitu kasus kecelakaan pendaki yang mengharuskan dibawa turun dengan tandu. Sehingga mau tidak mau harus membuat tandu dengan cepat agar korban segera mendapatkan pertolongan. Untuk keadaan bisa dianggap darurat, sehingga menebang pohon untuk membuat tandu dengan cepat diperbolehkan dengan alasan kemanusiaan.
Peringatan hari bumi waktu itu, betul-betul mendapatkan pengalaman yang sangat berharga selama pendakian masal. Semoga teman-teman yang ikut masih bisa mengingat dan merekam semua yang dilihat, dirasakan dan dilakukan saat itu sehingga mampu melaksanakan dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya untuk merawat dan menjaga bumi kita. Semoga ada manfaatnya dan SELAMAT MEMPERINGATI HARI BUMI 2010.
Pendakian berlangsung 3 hari 2 malam. Berangkat hari jumat sore menuju Pos Pendakian di Wekas dan pulang menuju Jogja hari minggu sore. Dalam pendakian ini, yang ditekankan adalah bahwa merawat bumi itu bisa dimulai dari diri kita sendiri dengan melakukan hal – hal kecil yang kadang dirasa sepele.
Aktifitas kecil yang bernilai besar dimulai dari kebiasaan kita, hobi kita maupun pekerjaan kita. Dalam peringatan hari bumi waktu itu, aktifitas yang ditekankan adalah aktifitas naik gunung yang merupakan hobi teman-teman Kapala haruslah berwawasan lingkungan. Sambil berjalan aku menjelaskan tentang beberapa hal, dimulai dari sejarah hari bumi, aksi-aksi yang dilakukan dalam memperingati hari bumi, maupun contoh langsung di lapangan tentang berbagai hal yang wajib di taati ketika pendakian.
Aktifitas akrab lingkungan yang dimaksud antara lain :
1. Berjalan mendaki tetap pada jalur untuk menghindari longsor
2. Berkemah/membuat bivak di tempat yang sudah ada, jangan membuka lahan baru yang berpotensi merusak tanaman dan perdu.
3. Turun gunung tidak boleh memetik bunga edelweiss.
4. Menyalakan api tidak boleh menggunakan kayu yang merupakan hasil penebangan, tetapi memanfaatkan kayu kering yang ada yang di sekitar tempat bivak atau membawa peralatan untuk menghangatkan tubuh dari rumah.
5. Tidak boleh melanggar pantangan atau peraturan yang ditetapkan oleh masyarakat lokal.
6. Di larang mandi/cuci muka dengan menggunakan sabun di daerah aliran sungai, karena akan mencemari air gunung yang dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk keperluan sehari – hari.
7. Dilarang membuang sampah yang dibawa dari bawah, semua sampah harus dibawa kembali saat turun gunung
Pada saat pendakian kebetulan ada contoh kasus yang bagus buat pembelajaran temen-temen kapala. Yaitu ada sebagian pendaki yg nebangi pohon di sekitar area camping ground, ada yang digunakan untuk membuat bivak perlindungan, ada juga yang digunakan untuk perapian. Sebuah contoh yang tidak baik, sehingga kutanamkan kepada temen-temen untuk tidak menirunya.
Di sisi lain ada kasus penebangan pohon yang boleh ditiru, yaitu kasus kecelakaan pendaki yang mengharuskan dibawa turun dengan tandu. Sehingga mau tidak mau harus membuat tandu dengan cepat agar korban segera mendapatkan pertolongan. Untuk keadaan bisa dianggap darurat, sehingga menebang pohon untuk membuat tandu dengan cepat diperbolehkan dengan alasan kemanusiaan.
Peringatan hari bumi waktu itu, betul-betul mendapatkan pengalaman yang sangat berharga selama pendakian masal. Semoga teman-teman yang ikut masih bisa mengingat dan merekam semua yang dilihat, dirasakan dan dilakukan saat itu sehingga mampu melaksanakan dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya untuk merawat dan menjaga bumi kita. Semoga ada manfaatnya dan SELAMAT MEMPERINGATI HARI BUMI 2010.