Sewaktu kita kecil kita sering berandai-andai menjadi apa ketike besar nanti, ada yang ingin jadi dokter, guru, insinyur, pilot, masinis dan lain-lain. Agak besaran lagi sudah berubah pikiran, ketika ada berita-berita tentang gempa, tsunami dll pikiran kita berubah ingin menjadi ahli geologi. Ketika mendengar harga minyak naik, bayaran pekerja minyak tinggi, kita ingin menjadi ahli perminyakan begitu pula ketika kita mengetahui bahwa kekayaan alam tambang kita dikeruk habis oleh asing, kita ingin jadi pahlawan ahli pertambangan.
Hal demikian sangat wajar adanya ketika kita masih anak-anak. Namun demikian menjadi tidak lazim pikiran yang berubah-rubah tersebut ketika kita sudah dewasa. Oleh karena itu sewaktu remaja kita dianjurkan mengikuti kursus, pelatihan ataupun sejenisnya tentang pengenalan diri atau lebih keren disebut "who am i". Anjuran tersebut tentu tidak salah, mengingat masa remaja adalah masa dimana kita mencari identitas diri. Bila dalam proses tersebut remaja dibiarkan tanpa pendampingan, bisa-bisa terjerumus ke dalam marabahaya madesu alias masa depan suram. Misalnya terpengaruh dalam dunia miras, narkoba, sek bebas dll.
Selain itu, dengan pelatihan semacam "who am i" tersebut, setiap remaja bisa menemukan keunikan sifat dirinya dibanding remaja lainnya, sehingga dapat di arahkan untuk menjadikan keunikan tersebut menjadi ciri khas yang membedakan kita dari yang laen. Atau perbedaan yang membedakan atau lebih keren disebut "personal branding".
Semoga tulisan ini ada manfaatnya, bila ada yang tertarik untuk pendampingan dipersilahkan hubungi saya di karisyogya(at)yahoo.com