Pagi ini pikiranku agak ruwet, lalu ku buka-buka memori otakku untuk membuka keruwetan pikiran. Tiba-tiba terlintas ilmu yang kudapatkan semasa SMU dulu yaitu mengenai penyelesaan konflik. Waktu itu pelajaran sejarah yang disampaikan oleh Bapak Mulyono Hadianto. Konon beliau adalah salah satu staf penulis buku 40 tahun indonesia merdeka yang menjadi babon segala babon buku sejarah di era Presiden Suharto.
Menurut beliau, untuk menyelesaikan konflik dapat dilakukan dengan 3 ujung, yaitu :
1. Ujung Lidah
2. Ujung Senjata
3. Ujung Kemaluan
Mungkin teori 3 ujung ini lebih tepat untuk penyelesaian perkara politik atau sejenisnya, namun dalam kenyataan sehari-hari teori-teori semacam ini kadang berguna juga, terutama bagian pertama yaitu ujung lidah atau lebih dikenal dengan nama negosiasi. Sedangkan perkara kedua dalam keseharian lebih dikenal dengan nama berkelahi hidup atau mati. Yang menang mendapatkan keinginannya dan yang kalah harus menerima kekalahannya. Teori ketiga yaitu ujung kemaluan sering dipraktekkan oleh kalangan muda dalam mengatasi masalah beda dunia, beda agama, beda bobot, beda bebet, beda bibit dll agar pasangan muda-mudi bisa tetap menjalankan pernikahannya.
Saya tidak mengatakan bahwa ketiga teori ini benar atau salah, halal atau haram, negatif atau positif, tetapi hanya sekedar mengulas dan memberi pandangan dalan penyelesaian konflik sehari hari. Tentu pilihan tetap di hati masing-masing. Semoga ada gunanya untuk mengatasi konflik dari temen-temen..... Gak usah bingung dan tergagap dalam menghadapi masalah konflik, selesaikan satu persatu. Klo bisa ujung lidah kenapa harus menggunakan ujung yang laen????