Setiap akhir pekan aku selalu lewat magelang dari semarang menuju Jogja yang selalu istimewa. Dan setiap kali pulang aku menyaksikan kerumunan massa yaitu masyarakat yang secara khusus atau kebetulan lewat menyaksikan sisa-sisa lahar dingin yang melintas di jalan jogja magelang ataupun di aliran sungai kali putih. Sungguh suatu pemandangan yang luar biasa, masyarakat itu begitu antusias, begitu serius dan begitu sungguh-sungguh ingin membuktikan kedigdayaan merapi pasca bencana awan panas.
Dapat dibayangkan bila diandaikan ilmu kesaktian, maka energi cadangannya seakan tak pernah habis. Setelah mengeluarkan jurus lahar panas, mempertontonkan ilmu andalan awan panas, kemudian disusul pameran ilmu lahar dingin, yang dahsyat. Sungguh fenomena alam yang luar biasa, tak salah bila Merapi dijuluki Gunung Teraktif di Dunia.
Namun yang tak kalah aku takjub adalah adaptasi masyarakat sekitar bencana. Tiba-tiba daerah yang terkena dampak itu menjadi destinasi wisata baru. Masyarakat sekitar menjadi pemandu, penyedia parkir, penjual makanan dll. Dan yang lebih takjub lagi, masyarakat mampu meng-create apapun yang unik di sekitar lokasi bencana menjadi point of interest untuk berfoto maupun menjadi titik-titik kerumunan massa. Entah apa yang dijelaskan oleh para pemandu dadakan ini, apakah cerita ilmiah tentang aliran arus pekat ataukah sekedar cerita fiksi tenteng kehebatan merapi ataupun mbah petruk.
Terlepas dari itu semua, yang jelas telah tercipta destinasi wisata baru di jalan magelang jogja yang bernama JUMOYO. Bagi yang belum pernah melihat dipersilahkan mencoba datang ke sana, bagi yang sudah melihat bisa berkomentar dan menambah kaya pembahasan tentang lahir dingin dan arus pekat beserta hasil karyanya...
supported by www.tebingsiung.tk