Jawa Tengah terjepit oleh provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa ini (sandwich position). Posisi itu dapat menjadi faktor kekuatan, tapi juga bisa menjadi faktor kelemahan, tergantung pihak pemerintah provinsi beserta semua potensi masyarakatnya menyikapi posisi tersebut. Kalau pemerintah dan masyarakatnya mampu memanfaatkan posisi itu sebagai keunggulan komparatif sekaligus kompetitif, maka Jateng pasti bisa bersaing dengan provinsi-provinsi lain. Sebaliknya kalau tidak, maka Jateng kurang berkembang; hanya menjadi wilayah penghubung dan transit.
Pariwisata adalah salah satu sektor unggulan Jateng, selain pertanian dan industri. Itulah sebabnya, pengembangan sektor pariwisata menjadi faktor penentu maju tidaknya provinsi ini dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain.
Pariwisata Jateng tidak dapat dipisahkan dari Kota Semarang sebagai ibu kota provinsi ini. Itulah sebabnya, pengembangan sektor pariwisata Jateng sebaiknya dimulai dari penanganan pariwisata di Kota Semarang. Penanganan yang baik sektor pariwisata Kota Semarang diharapkan mampu menjadi “magnit” yang menstimulasi pengembangan sektor pariwisata di kota-kota dan kabupaten-kabupaten lain di Jateng.
Dalam konteks itulah, maka perlu dilakukan langkah-langkah konkret untuk mengembangkan sektor pariwisata Kota Semarang. Perlu sinergi yang baik antara semua pemangku kepentingan (stake holders): Pemerintah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jateng, Pemerintah Kota Semarang dan DPRD Kota Semarang, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Biro Perjalanan (Association of the Indonesia Tours and Travel – Asita), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Semarang Tourism Board (Smart Board), Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jateng Promo, media massa, dan komponen-komponen masyarakat.
Kerja sama yang baik antara sektor pemerintah dan sektor swasta itulah yang akan mampu mengangkat Kota Semarang (dan Jateng) menjadi tujuan wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tanpa kerja sama yang baik (meninggalkan ego sektoral), maka mustahil Kota Semarang mampu bangkit dan memenangi persaingan dengan kota-kota lain. Kebangkitan Kota Semarang akan memacu pertumbuhan dan perkembangan kota-kota lain di Provinsi ini.
Untuk itulah, diperlukan “gebrakan” berupa kegiatan-kegiatan kepariwisataan, perdagangan, dan kegiatan lain yang menjadi “magnit” masyarakat luas untuk mengunjungi kota ini. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah great sale, sebuah acara yang intinya adalah “memberikan pelayanan ekstra kepada pengunjung” berupa pemberian diskon atau potongan harga untuk berbagai keperluan di mal-mal, retail, hotel, restoran, tempat hiburan, dan sebagainya.