Sebenarnya agak ketinggalan informasi. Ketika media heboh dengan liputan masyarakat dan pejabat yang sedang menonton film layar lebar, aku baru penasaran.
Soegija itu judul film apa? ceritane piye? sopo sek gawe? dll. Dari ulasan berbagai media dan juga testimoni beberapa pejabat yang sudah nonton, aku juga jadinya pengen nonton.
Soegija itu judul film apa? ceritane piye? sopo sek gawe? dll. Dari ulasan berbagai media dan juga testimoni beberapa pejabat yang sudah nonton, aku juga jadinya pengen nonton.
Film sejenis yang ku tonton terakhir kali adalah Gie yang menceritakan sosok Soe Hok Gie beberapa tahun silam. Apakah juga dibumbui dengan cerita - cerita pengayaan seperti Gie? berikut sinopsisnya dari wikipedia :
Info Singkat
Soegija adalah film drama epik sejarah dari Indonesia yang disutradarai oleh sutradara senior Indonesia Garin Nugroho, dibintangi oleh budayawan Nirwan Dewanto yang memerankan tokoh pahlawan nasional Albertus Soegijapranata. Film yang dibintangi aktor-aktor dari beragam latar belakang budaya ini akan diluncurkan di Indonesia pada tanggal 7 Juni 2012. Dengan anggaran sekitar Rp 12 Miliar, film ini menjadi film termahal yang disutradarai Garin Nugroho. [1]
Film ini diproduksi dengan format film perjuangan yang mengambil cerita dari catatan harian tokoh Pahlawan Nasional Mgr. Soegijapranata, SJ dengan mengambil latar belakang Perang Kemerdekaan Indonesia dan pendirian Republik Indonesia Serikat pada periode tahun 1947 – 1949. Film ini disutradarai oleh sutradara kawakan Garin Nugroho dengan mengambil latar daerah Yogyakarta dan Semarang. Film ini juga menampilkan tokoh-tokoh nasional Indonesia lain, seperti Soekarno, Fatmawati, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, Sri Paku Alam VIII, Jenderal Soedirman, Soeharto,
dll. Untuk bisa menggambarkan pengalaman Soegija, film ini banyak
menampilkan tokoh-tokoh nyata tapi difiksikan baik dari Indonesia,
Jepang, Belanda, sipil maupun militer dalam peristiwa-peristiwa
keseharian yang direkonstruksi dengan cukup detil.
Sinopsis :
Dengan mengangkat aspek kemanusiaan yang universal ketimbang menekankan aspek agama, film ini berkisah tentang uskup pribumi pertama di Hindia Belanda (Indonesia sekarang), Monsinyur Albertus Soegijapranata SJ,
dari sejak ditahbiskan hingga berakhirnya perang kemerdekaan Indonesia
(1940 – 1949). Satu dasawarsa penuh gejolak ini ditandai dengan akhir
penjajahan Belanda, masuk dan dimulainya masa pendudukan Jepang, proklamasi kemerdekaan RI, dan kembalinya Belanda yang ingin mengambil kembali Indonesia sehingga memulai perang kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa-peristiwa tersebut dituangkan Soegija dalam renungan-renungan
catatan hariannya, dan juga peran sertanya dalam meringankan beban
penderitaan rakyat di tengah kekacauan perang. Dia mencoba berperan di
semua tingkat, baik politik lokal, nasional dan internasional. Atas
peran sertanya, Presiden Soekarno memberikan penghargaan dengan gelar Pahlawan Nasional.