Lebih dari 90 ahli karst dunia dari 13 Negara bertemu di Fakultas Geografi UGM ASIAN TRANS-DISCIPLINARY KARST CONFERENCE 2011 Kawasan karst merupakan kawasan berbatuan gamping dengan kondisi bentang lahan yang unik baik yang terdapat dipermukaan (eksokarst) maupun bawah permukaan (endokars). Kawasan karst saat ini menjadi tumpuan 25% penduduk dunia dalam memenuhi kebutuhan airnya. Sepanjang sejarah pembentukannya dan sejarah huniannya, ekosistem kast telah menjadi rekaman proses geologi dan geomorfologi serta budaya yang mempunyai kepentingan tinggi bagi keberlangsungan proses alami dan budaya, serta keberlanjutan kehidupan yang ada di dalamnya.
Selain menyimpan potensi seperti tersebut di atas, kawasan karst juga dikenal sangat peka/rentan terhadap berbagai macam gangguan. Pemanfaatan kawasan karst memerlukan pengelolaan yang lebih seksama dan kehati-hatian dibandingkan dengan kawasan lain. Segala bentuk pencemaran di permukaan kawasan karst akan mudah terbawa ke sungai bawah melewati gua dan luweng tanpa mengalami filtrasi oleh lapisan tanah. Tanah karst sangat tipis, bahkan didominasi oleh singkapan batuan. Kawasan karst akan lebih sulit untuk direhabilitasi dibandingkan dengan kawasan lainnya.
Dengan permasalahan tersebut maka Fakultas Geografi melalui Prof. Dr. Suratman sebagai dekan dan Dr. Eko Haryono yang merupakan ahli karst di Fakultas Geografi menginisiasi penyelenggaraan konferensi karst lingkup Asia sekaligus membicarakan pembetukan organisasi profesi bidang karst. Selanjutnya Fakultas Geografi UGM menjadi tuan rumah pertemuan/konferensi Asian Trans-Displinary Karst yang pertama di Tingkat Asia. Panitia seminar, Dr. Eko Haryono dan Dr. Tjahyo Nugroho Adji mengatakan bahwa konferensi bertujuan untuk mewadai pertemuan antar peneliti, pemerhati, dan praktisi karst untuk bertukar pengalaman dalam berbagai bidang disiplin; serta menfasilitasi kerjasama antar peneliti, pemerhati, dan praktisi karst dari negara-negara Asia.
Seminar diikuti oleh 93 peserta yang berasal dari empat benua baik Asia, Eropa, Afrika dan Amerika atau 13 Negara, antara lain Malaysia, Vietnam, China, Jepang, Korea, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Amerika, Iran, Slovenia dan Nigeria. Berbagai macam tema diangkat dalam seminar ini, mulai dari tema geologi, geomorfologi, hidrologi, biodiversitas serta tema sosial-ekonomi di wilayah karst.
Seminar ini berlangsung selama 4 hari. Hari pertama dan kedua diisi dengan presentasi dan sesi poster, sedangkan pada Hari ketiga dan keempat dilaksanakan fieldtrip di kawasan karst di kabupaten Gunung Kidul dan Pacitan, antara lain Goa di Karst Gunungsewu (Bedoyo, Goa Tabuhan, Goa Gong), Eksplorasi Sungai Bawahtanah (Sungai Suci, Goa Jomblang, Gua Bribin-mikro hidro dam), Eksplorasi Arkeologi (Museum Karst, Goa Song Terus), Eksplorasi Fotografi Goa (Goa Cermai) dan Eksplorasi Hidrogeologi Karst (Seropan, Bribin, Baron).
Seminar tersebut merupakan komitmen Fakultas Geografi UGM dalam pengembangan jaringan kerjasama internasional, baik dalam bidang pendidikan, maupun dalam bidang riset. Tema karst merupakan salah satu payung riset unggulan di Fakultas Geografi dengan menggandeng beberapa negara di Asia dan Eropa.
Disarikan oleh:
Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc.
Biro Kerjasama Luar Negeri
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada