Dalam ilmu politik, tidak ada kawan sejati kecuali kepentingan politik itu sendiri. Begitulah kira-kira jargon atau kata-kata mutiara yang sering kita dengar. Dan sepertinya memang cocok dengan apa yang sedang terjadi di dunia politik tanah air. Semua partai politik, baik yang dulu berkuasa maupun yang oposisi, saling berbicara, saling mendengarkan, saling berkomunikasi untuk menyamakan kepentingan. Belum jelas ujung pangkalnya juga akhir dari komunikasi ini, namun ada satu hal yang bisa kita simpulkan yaitu yang dulu kawan belum tentu saat ini jadi kawan, begitupula yang dulu lawan, bisa jadi sekarang menjadi kawan.
Klo kita analisa lebih cermat, sebenarnya pepatah atau kata-kata mutiara ini juga berlaku di dunia lain, bahkan di dunia pertemanan sekalipun. Misalnya kita secara otomatis akan bekerja sama ketika kita mempunyai kepentingan yang sama , dan secara otomatis juga bila kita dan teman atau sahabat kita sedang tidak cocok atau memiliki kepentingan yang berbeda, tentu hubungan kita bisa memburuk bahkan bisa juga teman kita jadi lawan. Jadi jargon tersebut memang terbukti ampuh. Lalu apa makna yang dapat kita ambil?
Ketika kita membangun keluarga, Team olahraga, Kelompok hob dan seterusnya maka yang paling kita perhatikan adalah kita berusaha untuk mempunyai kepentingan yang sama dalam kelompok tersebut, bisa jadi tidak sama persis tapi dicari kesamaannya sehingga dalam jangka waktu tertentu atau bahkan selamanya akan tetap kompak dan rukun. Tidak setuju? silahkan berkomentar!
semoga ada manfaatnya