Bantuan Langsung Tunai atau yang dikenal sebagai BLT saat ini menjadi primadona politik, ada yang mengagungkan BLT sebagai andalan, namun ada juga yang mengkritik BLT sebagai bentuk pemberian yang tidak tepat karena tidak mendidik. Disini aku tidak ingin memihak siapa yang benar dan siapa yang salah, namun sekedar beropini.
1. BLT sebagai andalan terbukti ampuh untuk kampanye, terbukti berdasarkan perkiraan dan prediksi-prediksi lembaga survey konon partai yang berkampanye BLT berada di jajaran atas. Menurutku ya wajar saja. Bahkan cenderung sebagai bentuk money politik yang halus dari partai berkuasa untuk mempertahankan kekuasaan. Bagaimana tidak, orasinya mengatakan bahwa BLT sebagai bentuk pemberian yang ikhlas dari pemerintah kan sebagai bentuk pembodohan. Wong yang dikasih itu kan uang kita sendiri, uang rakyat juga. Akan Menjadi semakin seru klo pihak lawan tidak menolak BLT namun justru menjanjikan BLT akan dinaikkan 2x. Nanti Lawan politik yang lain menaikkan 3x. Dan juga sah kan? klo pemerintah sekarang menjanjikan BLT, kemudian lawan politik yang satu berjanji menaikkan BLT 2 x lipat, 3 kali lipat dst??? Toh uang yang mau dikasihkan juga uang rakyat, bukan uang partai berkuasa atau pejabat presiden?
2. Ada beberapa partai politik yang menawarkan bantuan kepada masyarakat tidak berupa BLT namun program pembangunan kepada masyarakat terpecil, pedesaan dan sejenisnya. Namun responnya kecil, tetap kalah dengan yang namanya bantuan langsung tunai yang berbentuk uang. Jadi? Kita bisa menyimpulkan, sebenarnya sungguh berbahaya untuk bangsa ini ke depan. Ditawari program agar masyarakat mau bekerja justru tidak laku, lebih enakan duduk adi rumah dan diberi kartu BLT.
3. Pandangan ini bersifat personal, tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan parpol atau pihak tertentu. soalnya aku jadi berpikir dengan logika yang sama. . . enakan duduk terima duit daripada bekerja dapat duit? bener gak ya>
Semoga ada manfaatnya.